Laporan resmi Bidang Humas Polda Sumbar per Rabu (3/12) pukul 20.00 menunjukkan besarnya dampak bencana yang terjadi pada akhir pekan lalu. Jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 200 orang, dengan 174 jenazah berhasil diidentifikasi. Sementara itu, 26 jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) yang bekerja di sejumlah fasilitas kesehatan.
Selain itu, terdapat 212 warga yang masih dinyatakan hilang, menunjukkan bahwa proses pencarian masih menghadapi tantangan besar. Medan yang sulit, tumpukan material longsor yang tebal, serta akses yang terbatas membuat proses penyisiran membutuhkan waktu dan tenaga ekstra. Hingga kini, 26 orang korban luka masih dalam perawatan medis akibat cedera yang mereka alami saat banjir bandang terjadi.
Baca juga :Pemulihan Jaringan jadi Prioritas Utama PLN, Kerahkan Seluruh Sumber Daya
Polda Sumbar memastikan bahwa operasi pencarian, penyelamatan, dan identifikasi korban akan terus dilakukan. Masyarakat yang kehilangan anggota keluarga diimbau untuk melapor ke posko terdekat guna memudahkan proses verifikasi dan pencocokan data korban.
Gibran, dalam peninjauannya, menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, aparat keamanan, dan para relawan. Dukungan logistik, percepatan evakuasi, serta penyediaan kebutuhan dasar bagi penyintas menjadi prioritas utama. Kabupaten Agam mendapat perhatian khusus mengingat besarnya kerusakan dan tingginya jumlah korban jiwa.






