Pendataan Kerugian Bencana di Limapuluh Kota Terus Dikebut

DIBAHAS : Jajaran Pemkab Limapuluh Kota bersama tim membahas persoalan penanganan bencana di Limapuluh Kota.(pemkab limapuluh kota)

Limapuluh Kota, Sindotime-Proses inventarisasi kerugian akibat bencana di Kabupaten Limapuluh Kota hingga kini belum menunjukkan percepatan yang signifikan. Pemerintah daerah memperkirakan pendataan baru dapat rampung dalam satu pekan ke depan karena lambannya respons sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Hal itu disampaikan Bupati Limapuluh Kota, Safni, saat memimpin rapat koordinasi penanggulangan bencana di Posko Tanggap Darurat, Senin (8/12).

Menurut Bupati, aparat seharusnya sudah berada di lokasi sejak awal untuk membantu warga dan memastikan kebutuhan darurat terpenuhi. Ia mencontohkan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat yang aktif turun langsung ke lapangan sebagai bentuk empati dan kepedulian terhadap korban.

Bupati Safni juga membantah anggapan bahwa aparatur kesulitan bergerak karena biaya operasional terbatas. Ia menegaskan bahwa kondisi darurat menuntut setiap petugas untuk mengutamakan solidaritas dan rela berkorban demi masyarakat. Pendataan cepat dan akurat menjadi keharusan, karena hasilnya akan menjadi dasar pengajuan bantuan ke pemerintah pusat. Pemerintah daerah bahkan memprediksi total kerugian dapat mencapai Rp1 triliun.

Gunuang Omeh dan Bukit Barisan Jadi Fokus Penanganan

Baca juga :Kebakaran Satu Unit Rumah, Empat Sepeda Motor Ikut Musnah

Dua kecamatan dengan dampak terparah, Gunuang Omeh dan Bukit Barisan, mendapatkan perhatian khusus pemerintah daerah. Namun hingga kini upaya pendataan serta penyusunan solusi masih berjalan lambat. Hambatan yang muncul antara lain keterbatasan alat komunikasi, minimnya peralatan pendukung, dan koordinasi yang belum optimal, termasuk dengan unsur niniak mamak yang seharusnya berperan dalam penyelesaian masalah di tingkat lokal.

Bupati menyoroti minimnya alat berat yang dimiliki daerah meskipun Limapuluh Kota tergolong wilayah rawan bencana. Meski begitu, ia meminta seluruh jajaran camat dan perangkat nagari untuk tetap bergerak maksimal, terutama terkait rencana relokasi permukiman di Jorong Aie Angek yang rawan terdampak bencana.

Data Sementara Kerugian Bencana

Baca juga :Sehari, Irwan Zuldani Salurkan Sembako ke 14 Titik Terdampak di Padang

BPBD Limapuluh Kota melaporkan bahwa hingga Minggu (7/12), kerugian sementara akibat bencana yang terjadi sejak Jumat (21/11) mencapai Rp112,6 miliar. Namun angka ini diperkirakan masih jauh di bawah kondisi sesungguhnya, sehingga pendataan lanjutan diminta segera diselesaikan.

Kerusakan terparah berada di Kecamatan Gunuang Omeh dengan ratusan rumah rusak dan hampir seribu warga terdampak, ditambah kerusakan jalan, jembatan, irigasi, serta lahan pertanian. Dampak bencana juga tercatat di Kecamatan Bukit Barisan, Suliki, Guguak, Luak, Situjuah Limo Nagari, Lareh Sago Halaban, Akabiluru, Mungka, dan Harau. Artinya, hanya empat kecamatan yang tidak terdampak.

Rekapitulasi kerusakan sementara meliputi, 352 rumah rusak, 9 jembatan rusak, 78 titik ruas jalan terdampak, 21 titik tebing sungai rusak, 6 titik irigasi rusak,102, 8 hektare lahan pertanian terdampak, Ratusan meter persegi lahan perikanan rusak, 4 unit sekolah rusak, 1 rumah ibadah, 3 intake air bersih, 2 tiang listrik, 2 unit huller.(*/zoe)

Selanjutnya :Memasuki Masa Transisi Tanggap Darurat, Pemulihan Pascabenca Terus Dikebut