Agam  

2.828 Warga Agam Masih Terisolasi, Pemulihan Akses Jadi Pekerjaan Terberat

TANTANGAN BERAT : Kondisi Kabupaten Agam 11 pascabencana masih memprihatinkan.(pemkab agam)

Agam, Sindotime-Proses pemulihan masih menghadapi hambatan besar sekal 11 hari setelah banjir bandang dan rangkaian longsor melanda Kabupaten Agam. Data Pemerintah Kabupaten Agam per 8 Desember 2025 pukul 20.00 menyebutkan bahwa 2.828 jiwa di lima kecamatan—Palupuh, Malalak, Matur, Palembayan, dan Tanjungraya—masih belum dapat dijangkau melalui jalur darat.

Baca juga :Dampak Kerugian Akibat Bencana Sumbar Capai Rp 1,84 T, 235 Meninggal Dunia

Kondisi paling kritis tercatat di Kecamatan Palupuh, terutama di Nagari Pagadih, di mana empat jorong (Pagadihmudiak, Pagadihhilia, Tigokampung, dan Baniokaririk) dengan total 129 KK atau 373 jiwa masih sepenuhnya terisolasi. Material longsor yang menutup badan jalan mencapai ketebalan berlapis, membuat alat berat bekerja tanpa henti namun belum mampu membuka akses kendaraan. Situasi serupa terjadi di Nagari Nantujuah, di mana Jorong Airkijang (28 KK/51 jiwa) hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki.

Di wilayah lain, termasuk Matur dan Palembayan, jalan yang amblas dan tebing runtuh memutus mobilitas ratusan warga. Di Jorong Pabatungan, Nagari Lawang, terdapat 115 jiwa yang masih menunggu jalur darat kembali terbuka. Sementara itu, Jorong Lambeh di Nagari Ampekkoto Palembayan tetap terisolasi dengan 100 KK atau 500 jiwa belum dapat ditembus kendaraan.

Kecamatan Tanjungraya menghadapi tantangan berbeda. Akses di sekitar Danau Maninjau—meliputi Nagari Paninjauan, Sungaibatang, dan Maninjau—rusak berat akibat longsor beruntun. Ribuan warga masih kesulitan mendapatkan suplai logistik akibat terputusnya jalan lingkar dan ruas-ruas kritis yang amblas.