Meski demikian, beberapa titik menunjukkan perkembangan positif. Di Malalak, jalur menuju Campago, Sigiran, Kotoandaleh, Limobadak, Subarang Pakan Usang, hingga Siniair sudah mulai dapat dilewati sepeda motor. Hal ini memungkinkan bantuan medis dan kebutuhan dasar menjangkau Jorong Databaringin dan Datamunti yang sebelumnya terisolasi.
Upaya pembukaan akses menjadi fokus utama tim gabungan TNI, Polri, Basarnas, BPBD, hingga relawan. Banyak ruas jalan perlu “dibuka ulang” karena tertimbun material longsor puluhan meter dan mengalami kerusakan struktur yang parah.
18.297 Jiwa Terdampak, Infrastruktur Rusak Massif
Baca juga :Transportasi Perintis, Solusi Vital Pemulihan Daerah Terdampak Bencana di Sumatera
Secara keseluruhan, bencana ini telah mempengaruhi 18.297 jiwa di seluruh Kabupaten Agam. Jumlah korban meninggal mencapai 186 orang, sementara 72 orang masih dinyatakan hilang.
Kerusakan infrastruktur tercatat sangat luas, 1.378 rumah rusak ringan hingga berat,26 jembatan putus, 37 titik jalan mengalami kerusakan, 108 sekolah terdampak, 1.754 hektare lahan pertanian rusak.
Ribuan ternak hilang terseret banjir dan longsor
Kepala Dinas Kominfo Agam, Roza Syafdefianti, menegaskan bahwa kerusakan kali ini merupakan salah satu yang paling parah dalam beberapa tahun terakhir. Banyak nagari terisolasi akibat putusnya jembatan, tebing runtuh, dan badan jalan amblas.
“Akses ke sejumlah lokasi hanya bisa dilalui dengan perahu, motor trail, atau berjalan kaki. Ini sangat menyulitkan evakuasi dan distribusi bantuan,” ujarnya.






