Hingga kini, 5.242 warga mengungsi di 44 titik. Pemerintah daerah memprioritaskan pembukaan jalur darurat di semua sektor kritis. Setiap jembatan rusak dan jalan terban dipetakan untuk “dikerjakan duluan” agar suplai makanan, obat-obatan, tenda, perlengkapan bayi dan perempuan, serta layanan psikososial dapat disalurkan lebih cepat.
Pencarian 72 korban hilang berlangsung di Malalak, Palembayan, Dalko, Maninjau, dan titik bencana lain. “Seluruh unsur—TNI, Polri, Basarnas, BPBD, dan relawan—digabungkan untuk mempercepat pencarian,” kata Roza.
Pemerintah Kabupaten Agam sudah menetapkan status tanggap darurat dan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sumbar dan BNPB. “Pemulihan akses dan keselamatan warga adalah dua prioritas tertinggi,” tegasnya.
Kelok 44 Dibuka Kembali, tetapi Risiko Longsor Masih Tinggi
Baca juga :Pendataan Kerugian Bencana di Limapuluh Kota Terus Dikebut
Jalur Kelok 44, penghubung utama antara Lubukbasung dan Bukittinggi, akhirnya kembali dibuka pada Selasa (9/12) setelah sempat ditutup total untuk pembersihan material longsor. Kapolsek Tanjungraya, AKP Muzakar, menyatakan bahwa arus kendaraan kini sudah kembali berjalan lancar.
Namun, aparat mengingatkan bahwa sejumlah titik masih sangat rawan. Kelok 43 dan Kelok 10 mengalami terban hingga menyisakan setengah badan jalan. Sisa-sisa material longsor di Kelok 7, 8, hingga 44 juga masih dalam proses pembersihan.
“Kami imbau pengendara untuk tetap berhati-hati. Struktur tanah masih labil,” ujar Muzakar.
Ia menambahkan, kendaraan bermuatan berat dilarang melintas karena kondisi jalan belum stabil. Arus truk dialihkan ke jalur Malampah (Pasaman) atau Sitinjau Lauik (Padang) untuk menghindari potensi longsor susulan.
Dengan dibukanya kembali Kelok 44, distribusi logistik menuju wilayah terdampak di Tanjungraya mulai kembali normal. Petugas gabungan tetap disiagakan di titik-titik rawan untuk memantau situasi dan melakukan pembersihan lanjutan.(*/zoe)
Selanjutnya :Kebakaran Satu Unit Rumah, Empat Sepeda Motor Ikut Musnah
