Opini  

Bus Sekolah Gratis Kabupaten Belitung Timur, Jembatan Kesetaraan Akses Pendidikan dan Keselamatan

Oleh : Djoko Setijowarno (Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata)

Dari sisi sosial dan kompetisi moda transportasi, terdapat tiga hambatan utama. Pertama, tingginya prevalensi sepeda motor. Penggunaan kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor oleh siswa SMP hingga SMA, sangat masif karena dianggap lebih cepat dan fleksibel, sehingga menekan minat orang tua untuk beralih ke bus sekolah. Kedua, adanya budaya mengantar anak.

Sebagian orang tua masih memilih mengantar anak mereka sendiri, didorong oleh faktor kebiasaan, keamanan, atau kenyamanan yang dirasa lebih terjamin. Ketiga, kurangnya kesadaran dan promosi. Diperlukan upaya sosialisasi yang masif untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan sekolah mengenai manfaat jangka panjang bus sekolah, terutama dari aspek keselamatan, ramah lingkungan, dan penanaman disiplin.

Di samping kendala yang sudah disebutkan, tantangan kelembagaan dan operasional juga menjadi fokus. Pertama, dari sisi manajemen dan pengawasan, diperlukan pembentukan lembaga pengelola yang kuat dan independen guna memastikan pengelolaan armada (termasuk perawatan, jadwal, dan kualitas pengemudi) dapat dilakukan secara profesional dan tepat waktu.

Kedua, terdapat masalah keterbatasan armada, di mana jumlah bus yang tersedia saat ini seringkali tidak memadai untuk melayani seluruh rute yang ada, terutama pada jam sibuk (pagi dan siang hari). Ketiga, integrasi jadwal menjadi tantangan tersendiri; menyelaraskan jadwal kedatangan dan keberangkatan bus dengan waktu masuk dan pulang sekolah dari berbagai institusi yang berbeda di seluruh kabupaten terbukti kompleks.

Program bus sekolah adalah wujud nyata komitmen Pemerintah Kabupaten Belitung Timur terhadap dunia pendidikan dan masa depan anak. Melalui layanan bus sekolah gratis ini, pelajar merasakan prioritas layanan, kenyamanan, kemudahan aksesibilitas, dan fasilitas yang memadai. Untuk mencapai layanan yang aman, nyaman, dan ramah anak, diperlukan peran serta aktif dari seluruh pihak, termasuk masyarakat, orang tua, guru, dan pemangku kepentingan (stakeholder).

Ke depan, inovasi dan adaptasi teknologi sangat diperlukan dalam peningkatan layanan, dan diharapkan jumlah armada serta jangkauan wilayah dapat terus ditingkatkan.(*)

Selanjutnya :72 Unit Akses Starlink Rambah Kabupaten dan Kota di Sumbar