Sejak hari pertama, tim gabungan yang melibatkan BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Sosial, TNI–Polri, PMI, Basarnas, BNPB, serta relawan kemanusiaan bekerja secara intensif. Kegiatan meliputi evakuasi warga terdampak, pencarian korban, distribusi bantuan logistik dan makanan siap saji, pelayanan kesehatan, serta pengoperasian dapur umum yang berfungsi setiap hari.
Dampak bencana juga dirasakan pada sektor produktif. Di bidang pertanian, kerusakan tercatat pada lahan seluas 18,03 hektare yang tersebar di sepuluh kelurahan, dengan komoditas utama terdampak berupa padi dan tanaman hortikultura. Sementara itu, sektor pendidikan mengalami kerusakan pada 14 satuan pendidikan, terdiri dari delapan sekolah dasar, empat sekolah menengah pertama, dan dua kelompok bermain.
Baca juga :Pemkab Solok Perpanjang Masa Tanggap Darurat Bencana Hingga 22 Desember 2025
Sebagai bagian dari langkah pemulihan, Pemerintah Kota Padang Panjang telah mengajukan proposal bantuan kepada kementerian dan lembaga terkait di tingkat pusat. Memasuki hari ketiga masa transisi pada 16 Desember 2025, sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, Tim Jitu Pasna mulai menyusun dokumen Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P). Dokumen tersebut selanjutnya akan diinput ke dalam sistem e-Proposal Pemerintah Pusat sebagai dasar dukungan pendanaan dan program pemulihan.
Di sisi lain, proses pencarian korban yang diduga masih tertimbun material longsor terus dilanjutkan oleh Basarnas. Pemerintah Kota Padang Panjang memberikan dukungan penuh terhadap operasi tersebut, termasuk penyediaan konsumsi, logistik, dan kebutuhan pendukung lainnya hingga seluruh proses pencarian dinyatakan selesai.(*/zoe)
Selanjutnya :262 Siswa Terdampak Bencana, Dapat Santuan Sebesar Rp 52.400.000






