ARAHAN : Asisten I Pemprov Sumbar, Ahmad Zakri memberikan arahan saat pembukaan Forum OPD DLH Tahun 2025 di Aula Kantor Gubernur Sumbar, Sen...
Padang, Sindotime-Sampah masih menjadi persoalan serius yang dihadapi Pemprov Sumbar. Ini terlihat dengan jumlah timbulan sampah yang mencapai 875.143, pada 2024. Dari jumlah ini, Kota Padang menjadi penyumbang terbesar dengan 240.921 ton dan Kota Sawahlunto terendah dengan 6.988 ton.
Salah satu upaya efektif untuk menangani persoalan sampah di
Sumbar yakni Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang berbasis teknologi. Di
mana, untuk Sumbar, baru Bukittinggi yang memiliki TPST berbasis teknologi hingga
kini.
“Sampai kini memang baru Kota Bukittinggi. Tapi, sebentar
lagi, Kota Padang juga akan memiliki TPSP berbasis teknologi. Namun kalau
untuk, TPS 3 R (reduse, reuse, rycyle) yang tersebar di berbagai daerah di
Sumbar,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumbar, Tasliatul Fuaddi saat
Forum OPD DLH Tahun 2025 yang mengangkat tema “Sinergi, Kolaborasi Pengelolaan
Sampah” di Aula Kantor Gubernur Sumbar, Senin (17/2).
Dalam hal pembangunannya, TPST Bukittinggi sudah diberi
bantuan oleh Pemprov Sumbar sebesar Rp 11 miliar. Sehingga memiliki dua mesin
layer berkapasitas 50 ton per unitnya. Walau diakui, ada beberapa komponennya
yang masih sedang dipesan. Dan kemungkinan tahun ini sudah bisa beroperasi.
Sedangkan untuk Kota Padang, sudah mendapatkan dukungan dari
Kementerian PUPR dan Bappenas yang dikabarkan akan membangun TPST berkapasitas
300 ton per hari. Ini akan di-link-kan dengan PT Semen Padang, karena TPST ini
adalah TPS yang menghasilkan RDF sebagai penganti bahan bakar batubara yang
bisa dimanfaatkan oleh Semen Padang nantinya.
Kepala Bappeda Sumbar, Medi Iswandi dalam paparannya menyebutkan,
kemantapan jalan menurun dan koneksi antar wilayah yang belum berkembang serta
persampahan, menjadi salah satu permasalahan pembangunan di Sumbar dalam aspek
pengembangan infrastruktur dan wilayah.
Bahkan secara persentase penanganan sampah di Sumbar baru terealisasi
49,51 persen atau jauh dari target sebesar 60 persen. Sedangkan untuk persetase
pengurangan sampah baru terealisasi sebesar 16,38 persen atau jauh dari target
21 persen.
“Jadi ini butuh kepedulian kita bersama dalam hal penanganan
sampah. Karena target kita tahun ini bisa mengurangi sampah hingga 11 persen
dan sebesar 30,38 di tahun 2030 nanti,” ujar mantan Kepala Bappeda Kota Padang
tersebut.
Asisten I Pemprov Sumbar, Ahmad Zakri saat membuka kegiatan
tersebut mengaku, ini menjadi momentum penting bagi semua dalam menyamakan visi
dan langkah. Untuk memastikanpengelolaan lingkungan hidup di Sumbar berjalan
secara optimal, berkelanjutan, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
“Sebagaimana yang kita ketahui, permasalahan sampah masih menjadi
isu krusial yang membutuhkan sinergi dari semua pihak. Berdasarkan data yang
ada, produksi sampah di Sumbar terus meningkat seiring dengan pertumbuhan
penduduk dan aktivitas ekonomi. Oleh karena itu, upaya pengelolaan sampah harus
dilakukan dengan pendekatan yang lebih terintegrasi dan berbasis pada prinsip
ekonomi sirkular serta keberlanjutan lingkungan,” katanya.
Kegiatan ini diharapakan dapat menciptakan lingkungan hidup
yang berkualitas, di mana masyarakat lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan,
sistem pengelolaan sampah berjalan dengan baik dan berkelanjutan, terdapat
inovasi dan teknologi yang mendukung efisiensi pengelolaan sampah, sinergi
antara pemerintah, swasta, dan masyarakat semakin kuat dalam menjaga kebersihan
dan kelestarian lingkungan.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari PT Semen Padang serta melibatkan peserta dari DLH kabupaten/kota, OPD Pemprov Sumbar, perwakilan masyarakat di nagari, organisasi profesi dan ormas dan instansi lainnya.(*/zoe)
COMMENTS