Festival Juadah, Dorong Kuliner Tradisional jadi Industri Unggulan
Padang Pariaman, Sindotime—Festival Juadah di Nagari Toboh
Barat, Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman, resmi dibuka Wakil
Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Helvi Yuni Moraza, Sabtu (10/5)
sore. Terlihat antusias masyarakat memadati lokasi kegiatan untuk menyambut kehadiran
Wamen.
Festival yang mengangkat kuliner tradisional Minangkabau ini
sedianya dibuka langsung oleh Menteri UMKM, Maman Abdul Rahman. Namun karena
benturan agenda, tugas itu diwakilkan kepada Wamen Helvi Yuni Moraza yang
sekaligus melakukan kunjungan ke kampung halaman sang istri.
“Saya ini orang sumando Piaman,” ujar Helvi dalam
sambutannya, yang disambut tawa dan tepuk tangan warga.
Dalam kunjungan tersebut, Wamen didampingi Direktur LLP
Wintor, Tina Maman Abdul Rahman—yang juga istri Menteri UMKM—serta sejumlah
anggota Dharma Wanita Persatuan Kementerian UMKM dan anggota DPR-RI, Deve
Laksono beserta istri.
Helvi, yang merupakan putra daerah asal Pasaman Barat dan
alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, mengapresiasi Festival Juadah
sebagai upaya pelestarian budaya sekaligus penggerak ekonomi lokal. Ia
menyatakan dukungan penuh Kementerian UMKM terhadap kegiatan serupa di berbagai
daerah.
“Kalau semua daerah di Sumbar mengadakan festival kuliner
seperti ini, maka industri kuliner tradisional akan berkembang pesat. Ini
potensi besar bagi ranah Minang yang kaya cita rasa,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan rencananya untuk menggandeng Bupati
Padang Pariaman dan Gubernur Sumbar dalam mendiskusikan kemungkinan pelaksanaan
festival kuliner berskala besar secara rutin di tingkat provinsi.
Dalam kesempatan tersebut, Wamen turut mengingatkan
pentingnya pengemasan produk kuliner secara higienis dan tahan lama agar bisa
bersaing di pasar luar daerah bahkan internasional.
Sementara itu, Bupati Padang Pariaman, John Kenedy Azis,
menyebut Festival Juadah digagas oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten, Ny.
Nita Kristanti Azis, sebagai bentuk pelestarian kuliner warisan budaya dan
strategi mendorong ekonomi pelaku usaha kecil.
“Festival seperti ini akan terus kami dorong. Bisa festival
randang, gulai kambing, atau lainnya. Yang penting membawa dampak positif bagi
ekonomi dan pariwisata lokal,” ujarnya.
Ia menambahkan, festival kali ini murni digerakkan oleh
partisipasi masyarakat tanpa menggunakan anggaran APBD, sebagai bukti
kepedulian warga terhadap potensi lokal.
Festival Juadah sendiri mengangkat panganan tradisional
Minangkabau khas Padang Pariaman yang biasanya dibawa sebagai hantaran oleh
pengantin wanita kepada keluarga pengantin pria. Juadah terdiri dari beragam
kue tradisional seperti aluo, wajik, dan paniaram.(*/zoe)
COMMENTS