3.000 ABK di Sumbar Berisiko Tinggi Mengalami Karies Gigi
Bukittinggi, Sindotime-Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
secara gratis diberikan kepada sebanyak 356 Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dari
berbagai Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota Bukittinggi, dalam kegiatan bakti
sosial yang digelar oleh Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia (PTGMI)
Sumatera Barat, Selasa (9/9). Kegiatan ini dipusatkan di Aula Dinas Pertanian
dan Pangan Kota Bukittinggi.
Ketua DPD PTGMI Sumbar, Gusti
Haryati, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan respons terhadap tingginya
tingkat gangguan kesehatan gigi di kalangan ABK. Berdasarkan data internal
PTGMI, terdapat lebih dari 3.000 ABK di Sumatera Barat yang berisiko tinggi
mengalami karies gigi, kondisi yang sering kali tidak tertangani secara
optimal.
“Anak-anak berkebutuhan khusus
memiliki kerentanan lebih tinggi terhadap masalah kesehatan gigi. Melalui
kegiatan ini, kami ingin membuka akses layanan yang layak sekaligus mengedukasi
orang tua dan pendamping,” ujar Gusti.
Selain pemeriksaan dan
tindakan perawatan gigi secara langsung, kegiatan ini juga dilengkapi dengan
sesi edukasi interaktif untuk orang tua dan guru pendamping. Materi yang
disampaikan meliputi teknik menyikat gigi yang benar, pemilihan makanan sehat
yang mendukung kesehatan gigi, serta pencegahan dini terhadap karies.
Gusti menekankan bahwa perhatian
terhadap kesehatan gigi tidak boleh bersifat sesaat, melainkan perlu menjadi
bagian dari perawatan berkelanjutan, terutama bagi anak-anak dengan kebutuhan
khusus. Ia juga mendorong adanya sinergi antara pemerintah, tenaga kesehatan,
dan masyarakat untuk menciptakan layanan kesehatan yang inklusif dan
berkelanjutan.
Direktur Utama RSAM
Bukittinggi, Busril, yang hadir mewakili Gubernur Sumatera Barat, turut
memberikan apresiasi terhadap inisiatif ini. Ia menegaskan pentingnya
pendekatan medis yang personal dan penuh empati dalam menangani anak-anak
dengan kebutuhan khusus.
“Mereka berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan yang setara. Kegiatan seperti ini tidak hanya memberi
manfaat medis, tetapi juga memperkuat kesadaran kolektif kita dalam
memperjuangkan hak-hak kesehatan anak-anak istimewa,” kata Busril.
Kegiatan ini menjadi salah
satu langkah nyata dalam memperluas akses layanan kesehatan bagi kelompok
rentan, sekaligus menjadi wadah edukasi yang sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut
sejak dini.(*/zoe)
COMMENTS