WWW.SINDOTIME.COM

Kami juga membuka ruang bagi masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasi

Ini Alasannya Terkait Tumbangnya 10 Petahana di Pilkada Serentak 2024 di Sumbar

ILUSTRASI : Pencoblosan pada Pilkada Serentak 2024 yang telah berlangsung pada Rabu (27/11).(zoe/sindotime)


Padang, Sindotime-Aroma bertumbangannya sekitar 10 petahana pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak yang dilaksanakan di Sumbar pada Rabu (27/11) sepertinya makin tecium jelas. Ini tentunya menjadi warning bagi para Kepala Daerah (Kada) terpilih nantinya.

Banyak hal yang bisa dilakukan agar tidak menjadi korban di ujung masa kepemimpinan nantinya. Seperti dengan merealisasi janji-janji politik yang telah diumbar-umbar ke masyarakat. Jika tidak, maka besar kemungkinan masyarakat akan menaruh harapan baru kepada sang Kada yang baru.

Bertumbangannya para petahana tersebut, juga mendapat perhatian oleh sejumlah kalangan akademisi. Seperti pakar Politik, Prof. Asrinaldi misalnya, guru besar Fisip Unand tersebut menilai, bertumbangannya para petahana di Sumbar salah satu faktornya disebabkan oleh kemajuan teknologi informasi.

Karena banyak hal yang bisa dilihat oleh masyarakat untuk menjadi pembanding kinerja petahana. Ketika kinerja petahana tidak berprestasi, tentunya masyarakat akan membangun harapan kepada pemimpin yang baru.

“Apalagi kalau prestasi dari petahana tersebut juga biasa-biasa saja. Sehingga akibatnya petahana tumbang jadinya. Ini suatu pertimbangan menurut saya,” ungkap akademisi Fisip Unand.

Agar ini tidak jadi malapetaka di kemudian hari, para Kada terpilih hendaknya merealisasikan janji-janji politik yang telah diumbar-umbar saat kampanye dulu. Terutama fokus pada program seratus hari pertama kerja pascadilantik.

Dan hal yang paling penting lainnya adalah mensosialisasikan program-program tersebut kepada masyarakat. Karena bagaimana pun masyarakat perlu tahu seperti apa informasi terkini terhadap janji-janji politik yang telah dibuat Kada. Karena kalau tidak, masyarakat akan menganggap kinerja Kada sama saja dengan sebelumnya.

“Jadi hal-hal seperti ini perlu menjadi pelajaran bagi Kada terpilih, agar tidak menjadi petaka baru di kemudian hari nantinya,” tegasnya.

Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah, peran humas dalam merangkul media. Sehingga bisa mensosialisasikan program-program yang telah dilaksanakan. Karena bangaimanapun, peran media sangat penting dalam mempengaruhi opini publik.

“Jadi humasnya perlu melakukan kerja sama dengan media dalam hal publikasi program-program Kada. Tidak hanya media sosial, namun juga media mainstream juga perlu didekati dan diajak kerja sama,” tegas Asrinaldi.

Seperti diketahui, pada pemungutan suara Pilkada serentak 2024 yang telah dilaksanakan Rabu (27/11) berdasarkan perolehan suara sementara, setidaknya terdapat sepuluh incumbent atau petahana yang bertumbangan.

Sejumlah daerah yang petahananya harus meletak jabatan terjadi di Kota Padang, Pesisir Selatan, Bukittinggi, Sawahlunto, Pasaman Barat, Agam, Limapuluh Kota dan Pasaman.

Di Pilkada Padang misalnya, Hendri Septa sebagai incumbent yang berpasangan dengan Hidayat tumbang oleh paslon Fadly Amran-Maigus Nasir dan paslon lainnya seperti M Iqbal–Amasrul juga harus menerima pil pahit.

Begitu juga di Padang Pariaman, pasangan petahana Suhatri Bur-Yosdianto juga tumbang dalam hasil perhitungan sementara usai dikalahkan pasangan John Kenedy Aziz-Rahmat Hidayat.

Ini juga terjadi di Kota Pariaman, pasangan petahana Genius Umar-M. Ridwan juga tertinggal jauh pada perhitungan suara sementara oleh pasangan Yota Balad dan Mulyadi.

Di Kabupaten Pesisir Selatan, Rusma Yul Anwar yang berpasangan dengan Nasta Oktavian juga harus tertunduk lesu usai dikalahkan Hendrajoni-Risnaldi Ibrahim.

Di Pilkada Bukittinggi pun demikian, yang berhasil dimenangkan Ramlan Nurmatias-Ibnu Asis yang mengalahkan pasangan, petahana Erman Safar-Heldo Aura serta meninggalkan Marfendi-Fauzan Haviz, Nofil Anoverta-Frisdoreja.

Pun demikian di Pilkada Sawahlunto. Di mana pasangan Riyanda Putra–Jeffry Hibatullah juga berhasil mengalahkan incumbent Deri Asta yang berpasangan dengan Desni Seswinari.

Di Kabupaten Pasaman Barat pasangan Yulianto-M Ihpan juga meraih suara terbanyak, mengalahkan Hamsuardi sebagai incumbent yang berpasangan Kusnadi serta paslon Daliyus K-Heri Miheldi.

Lalu di Pilkada Agam dimenangkan Benni Warlis-Muhammad Iqbal, mengalahkan petahana Andri Warman yang berpasangan Martias Wanto serta paslon Guspardi Gaus-Yogi Yolanda.

Ini juga dibuktikan di Pilkada Limapuluh Kota, yang dimenangkan Safni-Ahlul Badrito Resha yang menumbangkan incumbent Safaruddin Dt. Bandaro Rajo yang berpasangan dengan Darman Sahladi, mengalahkan paslon Deni Asra-Riko Febrianto, dan juga pasangan Rizki Kurniawan-Ferizal Ridwan.

Begitu pun di Pilkada Pasaman, pasangan Welly Suhery dan Anggit Kurniawan Nasution juga berhasil mengalahkan paslon incumbent Sabar AS yang berpasangan dengan Sukardi serta menyingkirkan Mara Ondak-Desrizal.

Meski demikian, perlu juga dicatat, kalau hasil yang dipaparkan ini baru bersifat prediksi dan hasil sementara, dan mungkin saja hasilnya nanti akan mengalami perubahan. Dan kita tetap harus mengacu kepada hasil penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU), setelah proses perhitungan secara resmi dari KPU selesai dan diplenokan nantinya.(*/zoe)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama

Advertise

advertise