Bangun Inovasi, Kepsek Dibekali Pengetahuan Enterpreneur
Padang, Sindotime-Pengetahuan entrepreneur boleh dikatakan adalah hal yang
mutlak di era modernisasi seperti saat sekarang ini. Tanpa adanya jiwa
entrepreneur, seseorang dipastikan sulit untuk berkompetisi dalam menciptakan inovasi,
mengidentifikasi peluang dan mengambil risiko guna mewujudkan ide-ide mereka
menjadi produk atau layanan yang lebih baik.
Ini pula yang menjadi alasan Cabang Dinas Pendidikan Sumbar
Wilayah VIII membekali kepala SMA/SMK/SLB dengan pengetahuan entrepreneur yang
dilaksanakan di Gedung Baltekomdik Dinas Pendidikan Sumbar, Sabtu (28/6).
Ada tiga nara sumber yang dihadirkan pada kegiatan penguatan
kompetensi, dedikasi kepala sekolah dan pendidik di daerah terluar dan
terpencil Kabupaten Kepulauan Mentawai itu. Mereka adalah Ketua DPRD Sumbar
Muhidi, Kepala Disdik Sumbar Barlius dan juga entrepreneur Elyzawati atau yang
lebih dikenal dengan Bunda Reffan yang notabene pengusaha kondang asal Ranah
Minang.
“Saya melihat Kepsek di Mentawai itu harus tangguh, cepat
beradaptasi dan inspiratif. Untuk memotivasi peserta didik bekal ilmu
pengetahuan tentunya sangat penting. Mustahil pembangunan itu akan tumbuh jika
tidak diukur ilmu pengetahuannya,” ujar Muhidi saat membuka kegiatan penguatan
kompetensi, dedikasi kepala sekolah dan pendidik di daerah terluar dan
terpencil Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sabtu (28/6).
Pada kesempatan itu, sejumlah Kepsek SMA/SMK/SLB juga
menumpang harapannya terhadap wakil rakyat tersebut seperti misalnya percepatan
pembangunan asrama untuk peserta didik, kemudian juga pembangunan SLB yang
merata.
Sejumlah harapan lainnya yang disampaikan yakni bagaimana seluruh
sekolah bisa tersedia jaringan internet yang lebih baik. Ini untuk mendukung
proses operasional sekolah. Tak sampai di sana, mereka juga meminta
ketersediaan jaringan listrik yang cukup.
Kemudian juga speed boat, mengingat laut yang menjadi
andalan sarana transportasi utama masyarakat di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dan
juga minta kantor Cabdin transit, untuk memudahkan para guru dan Kepsek
berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Sumbar.
Sebagian lainnya juga ada yang meminta pagar sekolah untuk mengamankan
asset sekolah agar tidak dicuri, serta permintaan Gapura dan juga sarana
prasarana pendukung operasional sekolah lainnya seperti komputer dan mobiler lainnya.
Terkait permintaan ini, Muhidi menyarankan agar pihak
sekolah agar membuat surat kepada Dinas BMCKTR Sumbar melalui Dinas Pendidikan Sumbar
agar dapat dilakukan peninjauan ke sekolah terkait untuk dicarikan solusinya.
Kalau terkait dana pokir, bukan dirinya tidak mau, namun
pokir tersebut digunakan untuk daerah pemilihan. Di mana dirinya merupakan
Dapil I Kota Padang. Untuk itu, dirinya menyarankan agar pihak sekolah untuk
mendekati anggota DPRD Sumbar yang ada di Dapil VIII (Pessel dan Mentawai) untuk
dapat dialokasikan pokir mereka.
“Wajar saja kalau para Kepsek yang hadir meminta kebutuhan
lapangan. Karena Mentawai memiliki dinamika yang sangat tinggi, dan daerahnya
juga sulit terjangkau. Nanti kita komunikasi dengan Disdik, kalau belum ada
anggarannya di Disdik, nanti kita akomodir di APBD 2026,” sambung Muhidi.
Sementara itu, Kadis Pendidikan Sumbar, Barlius mengaku,
untuk meningkatkan kesejahteraan guru di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Disdik
Sumbar juga sudah mengalokasikan insentif para guru hingga Rp 12 miliar setiap
tahunnya.
Dia juga tidak menampik, jika karena kondisi geografis Mentawai
membuat kabupaten tersebut dalam keterbatasan. Namun itu tidak menjadi alasan
bagi para guru untuk maju dan berprestasi. Buktinya hingga kini sudah ada guru
berprestasi yang dilahirkan, seperti M Ridwan misalnya. Dan juga tidak sedikit
putra Mentawai yang melanjutkan pendidikan mereka ke berbagai universitas di
pulau Jawa.
Hingga kini, pihaknya juga terus berupaya bagaimana setiap
sekolah memiliki asrama. Ini untuk menampung para siswa agar tidak jauh ke
sekolah. Karena hingga kini baru satu sekolah yang memiliki asrama, yakni balai
diklat yang dipinjamkan Pemkab Mentawai.
“Jadi kami dari dulu terus berupaya agar pendidikan di
Mentawai lebih baik. Seperti misalnya kita sudah berikan insentif untuk guru
sebesar Rp 12 miliar. Dan kini kita juga sedang berupaya memperjuangkan ke kementerian
pendidikan bagaimana masing-masing sekolah di Mentawai memiliki asrama,” sebut
Barlius.
Narasumber Elyzawati atau yang lebih dikenal dengan Bunda
Reffan pada kesempatan itu menyampaikan, jiwa entrepreneur dinilai sangat
penting. Bagi kepsek, ini nantinya bisa menginspirasi para guru dan murid untuk
menjadi mandiri. Menurutnya, entrepreneur itu tidak mesti jadi pedagang, namun bagaimana
bisa menjadikan anak-anak mandiri dan bisa membaca pasar di Sumbar.
Bagaimana nantinya, salah satu kompetensi Kepsek itu adalah
kewirausahaan. Agar bisa membangunan karakter entrepreneur di kalangan peserta
didik di tiap mata pelajaran. Misalnya di mata pelajaran biologi, bagaimana
biologi ini bisa menghasilkan uang.
“Jadi entrepreneur ini adalah bagaimana Kepsek bisa merubah
mainset agar siswa tidak selalu berpikir untuk penjadi ASN, namun menjadi
generasi-generasi emas yang mandiri, yang bisa membaca kebutuhan pasar,”
akunya.
Kepala Cabdin Pendidikan Wilayah VIII Sumbar, Mulyadi Wijaya
menyebut, kegiatan ini dilaksanakan untuk mendorong inovasi di kalangan Kepsek.
Sehingga ke depan, masing-masing Kepsek bisa terus melakukan terobosan demi
terciptanya generasi muda Mentawai yang berkualitas.
Disebutkan, bicara soal pendidikan di Mentawai itu sangat
luar biasa dalam tiga tahun terakhir. Buktinya, jika sebelumnya hanya sekitar
50 anak Mentawai yang melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah, sekarang hampir
sekitar 500-an orang. Dan juga ada anak Mentawai lulus di berbagai perguruan
tinggi bergengsi seperti Brawijaya dengan jurusan farmasi.
Begitu juga dengan guru-guru mereka yang kini sudah mulai
banyak mendapatkan kesempatan kuliah yang diberikan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan
(LPDP) dan semua Kepsek diwajibkan rata-rata berpendidikan S2.
“Kalau untuk fasilitas memang kami masih banyak kekurangan,
seperti asrama misalnya dan juga fasilitas-fasilitas lainnya. Dan untuk asrama
ini, kami bersama pak Kadis dan Kepsek juga sudah menyampaikan usulan ini ke
Kementerian Pendidikan di zaman pak Nadiem, walau sampai kini kami belum
menerima kepastiannya,” pintanya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Dino Makruf mengaku, kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan kondisi yang sebenarnya di Mentawai saat ini. Termasuk dalam rangka pemerataan pendidikan di Mentawai melalui diskusi dan tanya jawab dengan narasumber.(*/zoe)
COMMENTS