Kemendiknas Minta Pemerintah Daerah Lakukan Pemetaan
Padang, Sindotime-Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
(Kemendikdasmen) meminta pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan untuk
melakukan pemetaan terhadap siswa yang akan menamatkan bangku pendidikan. Dan seberapa
banyak kuota yang perlu didisiapkan.
Ini dimaksud agar jumlah lulusan bisa tertampung di sekolah yang
ada daerah tersebut. Pasalnya, dari hasil pemantauan pelaksanaan Sistem
Penerimaan Murid Baru (SPMB) di beberapa sekolah, masih ditemui adanya
kekurangan.
“Seberapa banyak lulusan yang ada di SD, dan seberapa banyak
kuota yang disiapkan di SMP. Sehingga, kalau sudah dipetakan, mereka sudah tahu
persis mereka akan mendaftar di SMP mana, sehingga tidak ada lagi kekurangan
peserta didik,” ujar Kepala Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikdasmen,
Hafidz Muksin saat melakukan pemantauan SPMB di sejumlah sekolah di Padang.
Usulan ini muncul ketika Hafidz Muksin menemui masih adanya
sekolah yang tidak mampu memenuhi kuota. Seperti yang ditemuinya di SMPN 26
Padang. Di mana sekolah tersebut masih kekurangan peserta didik.
Sedangkan di SDN 02 Lubukbuaya, dirinya menilai, pihak
sekolah sudah melakukan kerja sama dan kolaborasi dengan sekolah sekitarnya,
seperti sekolah islam terpadu, sekolah swasta lainnya. Sehingga anak-anak yang
tidak diterima di sekolah tersebut, sudah diarahkan langsung ke sekolah-sekolah
tersebut.
Menurutnya, kalau memang kuotanya berlebih, pihaknya
menyarankan agar prestasi dan domisili menjadi pertimbangan bagi sekolah. Atau bisa
juga dengan tes potensi akademik, tergantung dari kemampuan sekolah, apalagi
kalau sekolah tersebut adalah sekolah unggulan.
Namun tetap, pada prinsipnya SPMB mengacu kepada pemerataan.
Tujuannya, agar para pelamar tidak terfokus kepada sekolah satu saja. Padahal ada
sekolah-sekolah lainnya. Namun itu tetap ada kebijakan-kebijakan dari
pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan.
Selain itu, Kemendikdasmen juga memiliki unit layanan terpadu
di 117 yang dapat menampung segala informasi, pengaduan dan keluhan masyarakat
terkati SPMB. Sehingga bisa dijadikan sebagai upaya perbaikan, agar pelaksanaan
SPMB bisa lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Sedangkan Dinas Pendidikan Sumbar memastikan, tidak tes-tes
lainnya di luar aturan yang telah ditetapkan Kemendikdasmen dan juga Disdik Sumbar.
Dan pihaknya juga membuka ruang kepada masyarakat untuk melaporkannya langsung
kepada pihaknya.
“Hingga hari ini, kita belum ada menerima laporan
pengaduan-pengaduan dari masyarakat terkait pelaksanaan SPMB ini. Karena kita
betul-betul mengawal bagaimana pelaksanaan SPMB ini bisa berjalan sesuai
mekanisme dan aturan yang berlaku,” kata Kabid Pembinaan SMA, Mahyan.
Sementara itu, pelaksanaan SPMB di SMAN 8 Padang, juga berjalan
dengan baik. Bahkan, untuk sekolah tersebut menyediakan kuota sebanyak 139 orang
untuk jalur domisili, 60 orang untuk jalur prestasi akademik, 60 orang untuk
prestasi non akademik, 17 orang untuk jalur mutasi dan sebanyak 119 orang untuk
jalur afirmasi.
Bahkan, minat peserta didik untuk masuk ke SMAN 8 Padang
tahun ini juga terlihat cukup tinggi. Ini karena jajaran sekolah tersebut
saling bekerja sama dengan pihak kecamatan, kelurahan dan pengurus masjid dan
mushalla serta masyarakat yang dekat dengan lingkungan sekolah tersebut dalam
penyapaian informasi tentang SPMB.
“Pada prinsipnya dalam pelaksanaan SPMB ini, kami sudah mengacu kepada regulasi. Dan sebelumnya kami juga sudah melakukan sosialisasi, baik di tingkat RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan. Dan juga aktif di medsos mengabarkan informasi penerimaan peserta didik baru,” kata Kepala sekolah yang pernah diundang menjadi peserta Master Google Trainer yang digelar Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemdikbudristek.(zoe)
COMMENTS