Padang, Sindotime-Falsafah Adat Bersandi Sarak-Sarak
Bersandi Kitabullah (ABS-SBK) merupakan salah
satu filosofi hidup yang dipegang dalam masyarakat Minangkabau, yang menjadikan
Islam sebagai landasan utama dalam tata pola perilaku dalam nilai-nilai
kehidupan. Dengan kata lain, ABS-SBK merupakan kerangka kehidupan sosial baik
horizontal-vertikal maupun horizontal-horizontal.
Jika ditelisik lebih jauh, makna ABS-SBK di dalam
sendi-sendi kehidupan Minangkabau masih kental terasa. Itu dibuktikan dengan
berbagai lembaga-lembaga adat dan kemasyarakatan yang hingga kini masih setia
mempertahankan nilai-nilai dari Minangkabau.
Adalah Group Rumah Baukie yang merupakan salah satu group
basurah adat yang hingga kini masih eksis mempertahankan nilai-nilai adat
istiadat minangkabau. Selain itu juga ada group Saraso di Kampung Tarusan Koto
Tangah, Group Saraso Nan Bungsu dan sebagainya.
“Jika dihitung jumlahnya, hingga kini ada sekitar 35 group
basurah yang ada di Kota Padang,” kata Ridwan Rajo Adie, guru tuo dari Kerapatan
Adat Nagari (KAN) Kuranji.
Dalam aktivitas kesehariannya, group basurah adat di Kota
Padang, melakukan wirid barantai yang dilaksanakan minimal satu kali dalam satu
bulan.
Selain itu, aktivitas lainnya yang dilakukan group ini adalah
mengisi adat kematian, adat pesta perkawinan (batagak gala), adat minang
maminang, pasambahan di payung, tata cara manantian alek (pasambahan makan,
urak selo), kedudukan ninik mamak jo urang sumando serta pengajian syarak
tauhid dan maarofat.
Ridwan juga tidak menampik jika tidak mudah untuk menjadi
bagian dari anggota group, karena segala sesuatu yang akan dikerjakan ada
aturan adat tersendiri yang harus dipahami, sehingga menumbuhkan nilai-nilai
humanis dan harmonis dalam hidup bermasyarakat.
Bagi Ridwan, sudah lebih kurang empat tahun aktif
mempelajari adat salingka nagari Pauh pada khususnya, dan pada umumnya sabatang
panjang (negeri minang). Karena itu, wajar jika, dia sudah mengantongi sertifikat
guru tuo dari KAN Kuranji Ninik mamak.
Selain itu juga ada surat dari Datuak Rajo di Guci (penghulu
kaum suku guci Datuak Rajo di guci), surat inilah yang akhirnya menjadi panungkek
baliau.
Khusus untuk malin mudo guru besar basurah adat kota Padang,
group ini banyak tersebar di tiga kecamatan yakni Kuranji, Nanggalo dan Koto Tangah.(zoe)
Posting Komentar