Paling Lambat 2027 PLTSa Dibangun di Sumbar, Olah Sampah jadi Energi Terbarukan
Padang, Sindotime-Ditunjuknya Sumbar sebagai salah satu dari
33 daerah pengolah sampah menjadi energi listrik (Pesel) melalui pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), tentunya membawa angin segar bagi pengelolaan
sampah di ranah minang.
Bahkan beberapa waktu lalu, pihak Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga sudah membicarakan rencana tersebut melalui Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Sumbar. Dan Sumbar hanya disuruh untuk menyiapkan lokasinya
saja.
“Ini adalah program nasional dan pemerintah pusat sudah
mengundang kita langsung ke Jakarta terkait hal ini. Sebelumnya, program ini
hanya menyasar 12 kota di Indonesia. Namun sekarang bertambah menjadi 33 kota. Dan
saat ini Perpres-nya sedang direvisi,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
Sumbar, Tasliatul Fuaddi, Senin (30/6).
Perpres yang direvisi dimaksud adalah yakni Perpres No 35 Tahun
2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi
Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan. Perpres ini bertujuan untuk
mempercepat pembangunan PLTSa di beberapa daerah untuk mengatasi masalah sampah
dan menghasilkan energi listrik.
Diakui Fuad, pembangunan PLTSa ini, dibiyai APBN yang akan
mengakomodir sampah dari empat daerah di Sumbar seperti Padang, Padangpariaman,
Padangpanjang, dan Pariaman.
Sedangkan untuk lokasi pembangunan PLTSa tersebut nantinya
terletak di Padangpariaman. Di mana, nantinya pengelolaannya oleh pusat dengan
pihak ketiga, tanpa tipping fee (bayaran
kepada pengolah sampah) yang masuk ke dalam perubahan Perpres 35/2018.
“Jadi menurut kami, ini adalah sesuatu yang luar biasa dan ini
harus kita syukuri. Karena selama ini Sumbar kesulitan untuk menganggarkan
pengelolaan sampah, tapi sekarang tanpa tipping
fee. Jadi ini harus disambut dengan baik,” sebut Fuad.
Dikatakan, dalam hal ini, daerah hanya menyiapkan lokasi dan
memastikan sampah itu ada tersedia. Sampah minimal yang harus tersedia dalam
sebuah pembangkit listrik ini adalah sebesar 1.000 ton sehari. Makanya dihimpun
dari keempat daerah tersebut. Dan ini akan segera dirapatkan dengan masing-masing
pemerintah daerah.
“Ini baru saja dibicarakan dalam Rakornas di Jakarta dalam
rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Dan baru disampaikan Menteri yang
meminta agar daerah mempercepat persiapannya (lokasinya, red), sembari menunggu
Perpresnya yang sudah digodok dan sudah hampir final,” katanya.
Kalau untuk lokasi, akan dipastikan tahun ini tuntas dan
Padangpariaman juga sudah menyatakan kesiapannya. Dan di pusat, pembangunannya
ditarget paling lambat pada 2027. Artinya ini nantinya akan menjadi proyek
strategis nasional.
“Ini juga sudah didiskusikan dengan Dinas Lingkungan Hidup
(DLH) Padangpariaman. Dan daerah ini juga cukup luas dan lahannya pun sudah
dipastikan tersedia oleh Pemkab. Ini nantinya yang akan dibicarakan dengan tiga
daerah lainnya,” akunya.
Kepala DLH Padang Pariaman, Syofrion juga tidak menampik
jika Padang Pariaman sudah menyatakan kesiapannya untuk menyediakan lokasi. Dan
kapan pun, pihaknya siap untuk membawa Pemprov untuk melakukan penjauan lokasi
tersebut.
“Kalau untuk lokasi, kita sudah siapkan. Tinggal lagi
menunggu seperti teknisnya dari KLHK. Dan kita jelas sangat terbantu sekali
dengan adanya PLTSa ini, ini karena volume sampah kita yang cukup besar setiap
harinya,” sebut mantan Caman Batang Anai tersebut.(zoe)
COMMENTS